Icon wanita Succes

Selasa, 28 Desember 2010

Deary Queen

senandung semilir alam
pagi ini hujan mengunjungi bumi,
walau setiap tetes hanya sedikit namun kebersamaan dan kekompakan mereka dalam mencurahkan butir-butir hujannya membuat mereka mampu memasahi bumi Allah, dapat diambil hikmah dan belajar seperti hujan
tepatnya "jamaah hujan"
jadilah jamaah hujan yang kuat dan bisa mewarnai bumi :)

Senin, 13 Desember 2010

Pusta

Hanafi belum juga tidur selarut ini, malam terasa ganjil bagi dirinya. Diatas pohon mahoni,seekor burung hantu tak henti-hentinya menjerit. Padahal hanafi harus bangun lebih pagi.
Helai-helai buku itu harus selesai dibaca,tidak boleh ada sedikitpun yang terlewati. Bukankah besok akan ada Ujian Fisika dan Biologi?
O,tentu lelaki berumur enambelas tahun itu tidak akan lupa dengan jadwalnya,termasuk impian orangtuanya yang ingin menguliahkannya ke fakultas kedokteran. Risikonya terlalu besar jika Hanafi terlambat bangun dan tidak sempat menyelesaikan dua buku pelajarannya besok pagi. Hanafi jangan bermimpi akan mendapatkan juara kelas lagi disemester ini dengan nilai raport rata-rata delapan koma sekian.
Untuk membuang resah, hanafi menyeduh susu didapur yang berada dilantai bawah kamar kos-kosannya. Dibawanya susu itu keruang tengah. Lalu duduk dikursi merah yang sudah agak pudar. Membuka biscuit dan menikmatinya sambil membaca buku itu. Wajahnya kelihatan letih,hanafi menyeruput Susu hangatnya dan menoleh kesamping Ruang tengah, jendela kaca bergordyn hijau berbingkai kayu besi keabu-abuan memisahkan ruang tengah dengan kebun di luar sana, seperti menerjemahkan keganjilan dimalam ini.
Pikirannya menerawang pada siang tadi dimana ratusan anak dikumpulkan dilapangan sekolah dengan menggunakan pengeras suara, kepala sekolah berpesan “ingatlah anak-anakku,besok adalah hari terakhir penentuan kelulusan UNAS , giat dan fokuslah belajar untuk mata pelajaran yang akan di ujikan,masa depan kalian akan ditentukan oleh usaha kalian sendiri, kami hanya memfasilitasi pendidikan kalian, bersungguh-sungguhlah anakku perjuangan kalian masih panjang, jangan lupa iringi dengan Do’a dan shalat tahajud, dekatkan diri kalian kepada_Nya”
Dada hanafi berdebar-debar mendengar kalimat itu, perasaannya menjadi kacau teringat dengan kedua orang tuanya dikampung. Sudah enambelas tahun usia hanafi belum pernah memberikan kebahagiaan yang begitu berarti untuk kedua orangtuanya. Hanafi memandangi sekeliling ruang tengah yang terbuat dari beton dan sudah mulai pudar karena sudah lama tidak dicat.
Rumah kos-kosan itu mengingatkan hanafi pada orangtua yang ia cintai, air mata hanafi jatuh. Malam ini terasa begitu sedih.
“Fi! Hanafi! Hanafi”
Hanafi terkejut mendengar namanya dipanggil. Namun,pikirannya segera menepis. Baginya, malam-malam seperti ini tidak mungkin ada orang yang memanggil-manggil dirinya.
“Hanafi! Fi! Hanafi”
Panggilan itu terdengar lagi, dan kali ini suaranya semakin jelas. Bulu kuduk hanafi mulai bergidik. Tangan dan lututnya bergetar menahan rasa takut. Ini adalah pengalaman yang pertama. Sebab, semenjak ngekos dirumah ini selama lebih dari dua tahun, baru kali ini ada yang memanggil dirinya dimalam yang sudah begitu larut seperti ini.
Buru-buru Hanafi bangkit, lalu meninggalkan ruang tengah yang mendadak seram. Lalu meniti tangga. Namun, sebelum memasuki kamar, suara itu terdengar kembali, kali ini suaranya lebih keras.
“Hanafi!”
Lelaki itu menahan langkahnya. Segelas susu ditangan kanannya jatuh seketika. Hanafi mencoba memberanikan diri menengok kearah suara.
“siapa kau? jangan sembunyi!”
“aku disini Hanafi!”
Hanafi kaget.ternyata suara itu datang dari balik pohon mahoni diluar rumahnya, hanafi memandang lekat kearah balik pohon, lalu mendekatinya dengan perasaan tertekan, disibaknya gordyn itu pelan-pelan dengan jari bergetar dan keringat dingin. Namun, tak ada siapa-siapa. Tidak mungkin baju ini bisa bicara,pikirnya.
“aku yang bicara,Fi”
Hanafi kembali kaget. Lalu memberanikan bicara
“kau bisa bicara?sejak kapan?bukankah kau tak punya mulut?”
“ah, itu tidak penting, yang jelas besok aku tidak mau sekolah lagi.titik!”
Hanafi kembali terkejut
“tidak,tidak bisa. Besok itu UNAS terakhir. Ratusan anak akan datang lebih pagi dari biasanya. Tidak boleh ada yang alfa satu orang pun. Kalau tidak mau tidak lulus”
“ya,aku mengerti. Tapi percayalah padaku. Besok pagi kau tidak perlu Ujian.sebab, seluruh siswa tidak akan datang karena semua soal telah terisi dengan rapi. Kau tidak perlu bertanya siapa yang mengisinya, jadi besok pagi kita keperpustakaan kota, disana ada buku bagus aku ingin membaca setiap helai halamannya yang indah”
Hanafi tertegun
Pukul lima pagi hanafi bangun dikenakannya seragam putih-biru langitnya. Dikeranjang sepedanya ia letakkan tas dan buku pelajaran hari ini. Tak lupa dibawanya sebotol air mineral dan sebungkus biscuit untuk sarapan, namun ketika keluar, hanafi terkejut. Ternyata sudah ada ratusan siswa berada didepan gerbang rumah kosannya sedang menunggu.
“selamat pagi Fi, kami sudah siap menyerbu pusta” kata para siswa serentak
“ah, jangan main-main.kata siapa kita akan ke Pusta?”Tanya hanafi,keheranan.
Seorang siswa berkata,”kami semalam mendapat bisikan ghaib dari bajuku ini, bahwa pagi ini kita tidak usah ikut ujian,akan tetapi mengunjungi perpustakaan kota.wah,pasti menyenangkan keliling kota pakai sepeda bersama”
“betul Fi!”
Para siswa menjawab serentak
“O,baju saya semalaman berbicara,seperti itu kepada saya,” kata yang lain sambil menaiki sepedanya masing-masing
Hanafi kemudian menerangkan. tidak mudah memasuki kota, dengan seragam sekolah dan sepeda bisa di tangkap pamong praja.
Para siswa tersenyum tak peduli, sambil memegang setang sepeda,seorang siswa yang lain berbicara dengan lantang “menurut bisikan baju saya juga semalam, pagi ini akan ada keajaiban luar biasa,sekaligus kecerdasan buat kita semua, baju-baju kita telah berjasa selama ini menemani kita dibangku pendidikan, sekarang saatnya kita turuti keingginannya mengunjungi pusta”
“betul fi! Betul! Pusta menurut baju saya banyak buku-buku bagus dan berbobot”
Hanafi tak bisa menolak lagi, para siswa kemudian mengayuh sepedanya dengan riang gembira, kencang seperti para pembalap. Mereka menerabas angin pagi yang masih berkabut dan berembun, sepanjang jalan juga hanafi terkagum-kagum melihat pemandangan indah yang menakjubkan ditepi pantai yang bagaikan lautan awan memutih, indaah sekali.
“Ah,lukisan alam yang sempurna, maha besar gerangan yang menciptakan alam seindah ini ” bisiknya dalam hati.
Hanya dalam hitungan menit, ratusan siswa sudah tiba di Pusta, entah mengapa semangat dan tenaga mereka mendadak berlipat-lipat mengayuh sepeda, mereka menyandarkan sepeda kepagar perpustakaan yang dicat putih, petugas perpustakaan yang tengah senam pagi dihalaman perpustakaan terkejut.
“bagaimana ceritanya para siswa itu bisa tiba ke pusta sepagi ini, tidakkah mereka sekolah? Bagaimana kalau mereka cabut dari sekolah dan melarikan diri kesini?, Ah bikin malu daerah saja!” kata pimpinan perpustakaan marah…
Para security yang gagah mendadak layu,tertunduk. “mohon maaf…. Pak mohon izin kami amankan mereka”
“lanjutkan!”
Para security berlari keluar perpustakaan seperti harimau, gerakannya cepat sekali.
Dari jauh pamong praja siap membantu mengamankan ratusan siswa nakal ini dan mengintrogasi alasan dan sebab mereka berada dikota pada jam sekolah sepagi ini
“amankan pintu gerbang jangan sampai ada yang kabuur,,,” perintah kepala pamong
“siaaapppp” jawab pasukan
Dan apa yang dikatakan hanafi memang benar, tidak mudah memasuki kota, dengan seragam sekolah dan sepeda bisa di tangkap pamong praja. Buktinya sekarang mereka dikepung.
“jangan bergerak, satu langkah lagi kalian bergerak saya tembak” kata kepala pamong dengan wajah angker.
Para siswa tertawa
“pak,kami bukan pemberontak. Kami ini pelajar, hanya ingin mengunjungi perpustakaan.itu saja kok, pake ngancem-ngancem” celetuk seorang siswa
“kalian jangan cari masalah,coba lihat diluar sana, apa ada anak berseragam sekolah keliaran diluar saat ada jam sekolah, apalagi hari ini hari UNAS terakhir penentuan kelulusan, kalian malah main-main”hardik kepala pamong dengan nada melengking
Tririringgggg…….
Alarm hanafi berdering sudah jam empat pagi
Gubbrakkkghh….
“Wahh gue Cuma mimpi, untung UNAS masih sebulan lagi…”
Semoga gue lulus dan bisa mewujudkan keinginan bokap-nyokap gue, lulus dengan nilai terbaik dan usaha maksimal, berilah kemudahan gue dan teman-teman gue di indonesia dalam menjawab soal-soal yang akan di ujikan di UNAS besok ya Allah…
Waktunya shalat shubuh, gue harus siap-siap buat shalat shubuh ke masjid…
“hEhe…,ternyata gue ketiduran diruang tamu….;-)”
***
Untuk Aan adikku tersayang dan adik-adikku semua yang akan mengikuti UN. Semoga Lulus dengan Nilai yang memuaskan & dapat menempuh pendidikan yang terbaik untuk masa depanmu, kami selalu mendoakan dan merinduimu…
Written by : “Queen Hope”
Erna Ningsih Mps 2008 A